
Wisatawan di Pantai Air Manis Padang tampak kecewa usai mengalami pungutan liar dari oknum setempat, situasi yang merusak citra destinasi wisata unggulan Sumatera Barat.
Ketika Liburan Jadi Ngeri Gara-Gara Pungli
Kita semua pasti sepakat: liburan itu mestinya jadi momen senang-senang, lepas stres, recharge pikiran, apalagi kalau bisa ke tempat eksotis kayak Pantai Air Manis di Padang. Tapi sayangnya, buat sebagian wisatawan, liburan ke pantai itu malah berubah jadi pengalaman pahit gara-gara pungutan liar alias pungli yang makin meresahkan.
Kasus pungli di Pantai Air Manis ini baru-baru aja viral, bos. Ada beberapa wisatawan yang akhirnya curhat di media sosial, ngaku dipalak sama oknum saat masuk kawasan wisata. Cerita ini langsung jadi topik panas, dan otomatis bikin orang mikir dua kali sebelum liburan ke sana. Padahal, wisata pantai seharusnya jadi andalan pariwisata Sumatera Barat, kan?
Kronologi Dari Tiket Ganda Sampai Ancaman Halus
Jadi, begini ceritanya. Ada wisatawan datang dari luar kota, niatnya cuma mau jalan-jalan, nikmatin sunset, sama jajan-jajan di pinggir pantai. Tapi baru aja parkir, mereka langsung disamperin oknum yang minta uang parkir, uang masuk, sampai “uang keamanan” semuanya nggak jelas tarifnya.
Parahnya lagi, kadang ada juga “tiket masuk” dadakan, atau bahkan dimintain tip dengan gaya maksa. “Kalau nggak bayar, mobil dijagain, ya tau sendirilah,” begitu kira-kira ancamannya. Situasi kayak gini bukan cuma bikin kesel, tapi juga bikin malu masa image pariwisata Padang rusak cuma gara-gara pungli recehan?
Akhirnya, beberapa wisatawan rekam kejadian ini, lalu di-upload ke TikTok dan Instagram. Dalam sekejap, videonya langsung FYP, netizen berdebat di kolom komentar. Ada yang ngerasa “ya gitu emang realita,” tapi banyak juga yang bilang “jangan sampai kejadian kayak gini dibiarkan!”
Imbasnya ke Pariwisata Brand Image Kena Mental
Dampaknya? Langsung terasa, bos. Banyak netizen yang bilang, “Mending liburan ke tempat lain aja deh,” atau “Sayang, pantainya indah, tapi ogah balik kalau sering dipalak.” Buat pelaku usaha lokal mulai dari pedagang, pemilik warung, sampai pengelola wisata ini jadi pukulan telak.
Brand image Pantai Air Manis sebagai destinasi hits langsung kena mental. Turis domestik, apalagi turis luar, bisa jadi mikir dua kali buat datang. Citra “wisata ramah” berubah jadi “wisata ribet,” dan trust wisatawan makin tipis. Padahal, pemasukan pariwisata itu bukan cuma dari tiket masuk, tapi juga dari uang yang dibelanjain wisatawan buat makan, nginep, sampai belanja oleh-oleh.
Kenapa Pungli Masih Marak? Uang Cepat, Risiko Panjang
Mungkin lo juga mikir, “Kok pungli masih sering kejadian, padahal jelas-jelas itu melanggar aturan?” Jawabannya: kadang karena sistem pengelolaan belum rapi, oknum merasa bisa dapat uang cepat tanpa diawasi, dan masyarakat juga kadang cuek.
Mirisnya, pungli kayak gini bukan cuma di Padang doang, tapi juga sering kejadian di banyak destinasi wisata lain. Bahkan, kadang yang jadi korban bukan cuma turis dari luar, tapi juga warga lokal. Dan biasanya, kalau sudah kebiasaan, jadi semacam “aturan tidak tertulis” yang dianggap wajar padahal jelas salah.
Kalau diterusin, siklus kayak gini bisa bikin wisata makin sepi. Wisatawan kecewa, cerita ke temen, akhirnya berita buruk menyebar lebih cepat dari promosi.
Langkah Cepat Pemerintah Janji Bereskan, Tapi…?
Pemerintah daerah nggak tinggal diam. Begitu viral, Walikota Padang langsung bilang akan turun tangan. Ada janji bakal ada patroli lebih ketat, petugas resmi di lokasi, dan sanksi tegas untuk pelaku pungli. Tapi, ya, kita semua tahu: janji itu harus dibuktikan, bukan sekadar statemen di media.
Idealnya, ada sistem tiket resmi, tarif parkir jelas, dan petugas yang bisa dihubungi wisatawan kalau ada kejadian nggak enak. Kalau perlu, digitalisasi tiket masuk kayak e-ticketing, QRIS buat pembayaran, dan edukasi ke pelaku usaha wisata biar sama-sama jaga nama baik destinasi.
Insight Momentum Perbaikan Pariwisata Lokal
Kalau lo kerja di sektor digital, marketing, atau punya produk yang nyambung ke dunia pariwisata, kasus kayak gini justru bisa jadi momentum. Banyak startup fintech, payment, dan travel yang mulai kerja sama sama pengelola wisata buat sistem pembayaran cashless, ticketing online, sampai aplikasi feedback wisatawan.
Brand bisa banget ambil peran misal, edukasi “wisata tanpa pungli,” promosi aplikasi pembayaran digital, atau CSR bantu pelatihan petugas wisata lokal. Intinya, jangan sampai peluang perbaikan lewat begitu saja.
Dialog di Kantor Jangan Cuma Komentar, Ayo Cari Solusi
Kadang kalau di kantor ngobrolin kasus viral kayak gini, ujung-ujungnya cuma jadi bahan ketawa atau sekadar “nyinyir bareng.” Padahal, dengan pola pikir proaktif, kita bisa cari peluang:
- Bikin platform aduan wisatawan
- Kolaborasi sama pengelola wisata buat sistem pembayaran resmi
- Edukasi masyarakat dan wisatawan soal hak-hak mereka
- Dorong komunitas lokal jadi “duta anti pungli”
Jadi, bukan cuma ngomel di meja makan siang, tapi sekalian mikir, “Apa yang bisa kita lakukan biar wisata Indonesia makin maju?”
Penutup : Liburan Aman, Wisata Maju, Semua Untung
Pada akhirnya, semua orang pasti pengen liburan yang aman, nyaman, dan berkesan. Kasus pungli di Pantai Air Manis Padang ini memang bikin kita prihatin, tapi juga harusnya jadi momentum buat perbaikan. Semua pihak pemerintah, pelaku usaha, wisatawan, sampai kita yang kerja di sektor digital bisa ambil bagian.
Ingat, wisata yang sehat itu bukan cuma soal pemandangan indah, tapi juga soal rasa aman dan pengalaman yang positif. Kalau ini bisa dijaga, pariwisata Padang dan Indonesia bisa makin maju dan semua orang untung, bukan cuma oknum pungli.
Mau tau tentang berita lain sedang ramai di wilayah indonesia saat ini kunjungi leafcreations